MITOS OH MITOS
MITOS OH MITOS
OLEH : M-ONE BENING PSIKOLOGI
Mitos Oh Mitos
Karena tulisannya panjang, jangan dibaca sampai selesai ya…
Orang-orang rasionalis dan skeptis ketika mendengar kata mitos akan dipersepsikan tidak masuk akal atau dihubungkan dengan tahayul.
Kali ini saya ingin membahas tentang mitos dan mensugesti kebenaran dari sudut literasi.
Secara sederhana, literasi memang dipahami sebagai kemampuan dalam membaca dan menulis. Membaca dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan lambang-lambang bahasa hingga diproses menjadi suatu pengertian, dan menulis berarti mengungkapkan pemikiran dengan mengukirkan lambang-lambang bahasa hingga membentuk suatu pengertian.
Jadi, kalau literasi hanya dipahami sesederhana itu, artinya bangsa kita ini punya sejarah panjang terhadap aktivitas-aktivitas literasi lhoo. Tapi, seiring dengan perkembangannya, pemaknaan terhadap literasi pun menjadi lebih luas.
Bahkan di Indonesia, kata literasi sudah lebih populer dibandingkan kemahirwacanaan (kata lain dari literasi), melek akasa, dan keberaksaraan. Bukan hanya sekedar kata, tapi literasi juga menjadi gerakan bagi pegiat pendidikan, baik informal maupun nonformal. Literasi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini.
Bagaimana suatu literasi dapat mengokohkan atau mematahkan suatu mitos dengan kebenaran, atau sebaliknya bagaimana kokoh dan patahnya kebenaran dengan literasi mitos.
Bagi kalangan tertentu mitos yang dianggap bukan suatu kebenaran. Namun yang banyak tidak disadari oleh orang-orang skeptis adalah bahwa mitos bisa disandingkan dengan kebenaran. Dengan cara apa menyandingkannya? Yaitu dengan cara literasi. Saat mitos dan kebenaran terhubung dengan literasi apa yang terjadi? Yang terjadi bahwa mitos adalah sebuah keyakinan yang dimiliki sekelompok masyarakat terhadap suatu hal, kebenaran dalam konsep ini adalah suatu penemuan yang diperoleh dengan metode ilmiah. Dengan demikian kata mitos dan kebenaran ditawarkan dalam konteks ini dipertentangkan karena memiliki prosedur berbeda dalam menghadapi suatu fakta.
Yang pertama mitos lebih menekankan pada keyakinan sementara mitos yang kedua lebih menekankan pada proses berpikir. Kedua kata di atas menjadi menarik ketika antara keduanya dijembatani oleh peran literasi.
Beragam mitos tersebar di masyarakat, di antaranya tentang fenomena alam, kehidupan, dan sebagainya. Demikian juga tentang kebenaran. Karena itu, saya ingin mengungkap literasi apa yang berperan pada mitos atau kebenaran tertentu.
Mitos dan kebenaran merupakan dua hal yang mengindikasikan adanya proses perjalanan berpikir manusia. Dalam perjalanan literasi ditemukanlah dinamika mitos dan kebenaran. Terdapat tawaran literasi tentang mitos-mitos di samping beragam pula literasi yang menawarkan kebenaran.
Terdapat literasi yang mengukuhkan atau mematahkan mitos dan kebenaran tentang makanan, kecantikan, kesehatan, dan kehidupan lain misalnya. Contoh mitos dalam pendidikan misalnya “ganti menteri ganti kurikulum”. Mitos tersebut diperkuat oleh kebenaran karena pada kenyataaanya bahwa pergantian menteri berganti atau berubah pula kebijakan, termasuk kurikulum. Nah loh….mitos yang terbukti kebenarannyakan.
Kata kunci disini adalah: Literasi, Mitos, Kebenaran, Studi dokumentasi dan pustaka, Proses budaya berpikir.
Selanjutnya Perkembangan budaya suatu bangsa dipengaruhi oleh
Phobia, masih bingung menentukan jurusan, sakit hati, trauma, dihantui masa lalu, cemas, khawatir, sakit tak kunjung sembuh, dll. Konsultasikan di klinik Psikologi Bening