41 Raport Merah Orangtua
KESALAHAN ORANGTUA 17 (TUJUH BELAS)
MENGGUNAKAN ISTILAH YANG AMBIGU PADA ANAK
Pernahkah Anda berkata pada anak Anda seperti ini :
“Nak kalau nanti ikut Ayah/Bunda ingat kamu tidak boleh nakal, kalau sampai nakal awas ya…!!!”….
”Ingat….kalau kamu mau ikut Ayah/Bunda jangan minta macem-macem, kalau sampai minta macem-macem awas ya…!!!”
“Awas loh ya, jangan minta apa-apa kalau ikut Ayah/Bunda..!!!
BAGAIMANA DAMPAKNYA BAGI ANAK?
Kita sebagai orangtua kerap kali saat berkomunikasi dengan anak kita menggunakan istilah yang tidak memiliki makna yang jelas atau ambigu, seperti istilah “nakal”, “jangan minta macem-macem”, “jangan minta apa-apa” dan sebagainya. Penggunaan istilah seperti itu akan membuat bingung anak-anak kita. Di dalam benak anak-anak Anda bertanya “apa yang dimaksud dengan nakal oleh Ayah/Bunda?”, “sikap dan tingkah laku seperti apa yang masuk dalam kategori nakal?”, dan “sikap dan perilaku apa yang masuk kategori macam-macam?” atau “apa saja yang dimaksud jangan apa-apa itu?” dll. Selain hal tersebut membingungkan, anak-anak kita juga akan menebak-nebak arti dari istilah nakal, macam-macam atau apa-apa tadi. Sehingga, mereka mencoba-coba untuk mengetahui perilaku yang masuk kategori “nakal”, “macam-macam” atau “apa-apa” tersebut.
APA YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN AYAH/BUNDA?
Apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai Ayah/Bunda? Cobalah berbicara dengan anak-anak Anda dengan menggunakan istilah yang jelas dan spesifik yang mana anak-anak Anda lebih mudah mengerti atau menterjemahkannya. Misalkan :
“Nak kamu boleh ikut Ayah/Bunda pergi, namun ingat kamu tidak boleh minta mainan karena mainanmu sudah banyak, tidak boleh minta permen karena bisa merusak gigimu, tidak boleh minta es karena kamu sedang sakit OK”
Atau
“Sayang kamu boleh ikut Ayah/Bunda belanja, tapi ingat kamu tidak boleh minta mainan dan tidak boleh teriak-teriak di kasir kayak bulan lalu saat kamu ikut Ayah/Bunda belanja”
Setelah itu lanjutkan dengan kalimat perjanjian atau kesepakatan bersama dengan anak Anda :
“Jika kamu melanggar Ayah/Bunda hukum tidak akan diajak jalan lagi gimana?”….(Tunggu sampai anak Anda mengatakan IYA atau SETUJU, lalu ajak salaman atau saling kait kelingking, tanda sepakat)
Halaman Selanjutnya Kesalahan Orangtua 18 (delapan belas)
Phobia, masih bingung menentukan jurusan, sakit hati, trauma, dihantui masa lalu, cemas, khawatir, sakit tak kunjung sembuh, dll. Konsultasikan di klinik Psikologi Bening