41 Raport Merah Orangtua
KESALAHAN ORANGTUA 21 (DUA PULUH SATU)
ORANGTUA TERLALU BANYAK MELARANG
Saya banyak sekali mengamati dan mendapati orangtua yang ingin menjadikan anaknya seperti yang diharapkan orangtuanya secara sempurna. Anak diwajibkan begini begitu, les ini les itu, ga boleh gini… ga boleh gitu, dilarang ini, dilarang itu dll. Pokoknya harus sesuai keinginan orangtua TITIK ga pakai koma apalagi tanda seru hehehe
Semuanya dilakukan berlebihan, bahkan sampai urusan yang paling pribadipun ikut diatur oleh orangtua…jiaaahhh….smaput alias pingsan deh….
BAGAIMANA DAMPAKNYA BAGI ANAK?
Semestinya seorang anak terbentuk untuk menjadi dirinya sendiri dengan cara yang benar sesuai nilai-nilai yang berlaku. Namun tatkala kita sebagai orangtua menerapkan pola asuh yang semuanya harus sempurna 100% alias perfectionist, maka ada saatnya nanti anak malah menjadi tertekan dan akhirnya tidak tahan lagi dengan cara yang kita terapkan atau berlakukan. Apapun alasan Anda mau bilang ingin memberi yang terbaik kek, tidak ingin anak kelak menderita kek, atau bahkan tokek sekalipun itu tidak tepat.
Anak Anda cepat atau lambat pasti akan berontak atau melakukan perlawanan pada Anda dengan caranya sendiri, bisa dengan dia menyakiti dirinya sendiri, melawan Anda terang-terangan, atau melarikan diri. Nah ini akan membuat Anda menyesal di kemudian hari. Bahkan banyak kasus anak perempuan hamil karena tidak tahan dengan situasi tersebut. Karena tidak tahan, sekalinya dapat kesempatan dia kabur, eh dapat orang yang menurut dia bikin dia nyaman padahal tidak, akhirnya hamil deh. Bahkan banyak kejadian bunuh diri karena tidak tahan dan ingin bebas, sehingga anak mengakhiri dirinya dengan jalan yang tidak baik.
APA YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN AYAH/BUNDA?
Sebagai orangtua yang Anda lakukan adalah coba kurangi sifat kita yang perfeksionis. Tidak perlu semuanya Anda yang atur, bagaimana kemandirian dia nantinya. Beri kesempatan anak buat memilih, berilah ijin mereka untuk melakukan kegiatan di luar yang positif, tentu dengan pengawasan Anda yang tepat. Bangunlah situasi saling terbuka dan saling mempercayai antara Anda dan anak. Kurangi jumlah larangan saat melihat anak sudah mulai tertekan. Buatlah kesepakatan-kesepakatan sebagai rambu-rambu untuk memberikan batasan yang baik tanpa tekanan. Lakukanlah dialog-dialog yang hangat dan intim bersama anak.
Halaman Selanjutnya Kesalahan Orangtua 22 (dua puluh dua)
Phobia, masih bingung menentukan jurusan, sakit hati, trauma, dihantui masa lalu, cemas, khawatir, sakit tak kunjung sembuh, dll. Konsultasikan di klinik Psikologi Bening